Menghargai Sang Pembuat Payung

Menembus pasar fashion Italia ibarat memasukkan benang ke lubang jarum. Bukan tidak mungkin, tetapi sulitnya bukan main. Negeri pizza ini memiliki standar tinggi menetapkan produk fashion impor.

Setidaknya ada tiga persyaratan utama. Yakni desain yang merupakan pilar utama. Disusul kualitas barang dan bahan yang digunakan. Barulah soal durabilitas.

Produk dengan bahan-bahan unik dan spesifik, apalagi yang ramah lingkungan mendapat tempat tersendiri. Tapi ini sifatnya bonus.

Menghadapi standar bangsa Eropa yang di dunia fashion merepresentasikan dunia, memerlukan waktu. Terutama untuk menghasilkan produk sesuai persyaratan di atas. Tidak boleh kalah oleh kegagalan demi kegagalan. Sebab menghasilkan produk yang “sempurna” menurut selera pasar global seringkali tidak sekali jadi.

Oh ya, ketika diterima biasanya ada satu persyaratan lain. Yaitu mitra harus siap mengaplikasikan desain yang mereka buat. Pun rela brand produknya ditempel dengan brand sang partner luar negeri itu.

Kelom geulis rupanya sudah berpengalaman menghadapi hal itu. Menurut laporan Kemenparekraf, kelompen cantik ini telah menembus pasar Italia dan sejumlah negara Eropa.

Tidak ketinggalan produk geulis lainnya yang lebih fenomenal, payung Tasik. Payung tradisional berbahan lokal dengan desain artistiknya membedakan dengan payung brand global.

Payung dan kelom hanyalah dua dari banyak sekali produk kriya made in Tasik. Produk yang sebagian besar dibuat lewat tangan-tangan terampil warga Tasik. Yang jumlah tenaga kerjanya mencapai lebih dari 95 ribu orang alias hampir 10 persen dari total jumlah penduduk.

Ada pula aksesori dan furnitur berbahan tanaman Mendong. Di pasar Luar negeri satu buah hiasan Mendong bisa dijual seharga 110 dolar.

Menjadi perajin kriya itu tidak cukup kemampuan fisik. Namun juga melibatkan kecapakan menghadapi detil serta kreativitas tinggi. Mereka para perajin itu tidak bisa dianggap sebagai sekadar pekerja. Mereka juga seniman. Karena itu, perajin ini adalah aset, human capital. Bukan sekadar human resources. Anda tidak bisa mendapatkan begitu saja seorang tenaga kerja bahkan lulusan S1 sekalipun.

Penghargaan atas kecakapan dan kapabilitas (bukan sekadar mampu) ini harus diberikan. Meskipun mereka adalah para ibu sepuh atau ibu rumah tangga.

Industri kriya tersebar di 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah industrinya bervariasi dari 4 sampai 7 buah. Namun yang paling dinamis ada di Kecamatan Rajapaloh. Malah menjadi semacam rujukan sentra penjualan kerajinan.

Saya mengunjungi Rajapaloh. Banyak toko menjual produk kriya. Data di Rajapaloh menunjukkan jumlah industri dan tenaga kerjanya tak banyak, tetapi nilai produksinya juatru yang paling besar.

Di Manonjaya paling banyak. Ada lebih dari 15 ribu perajin. Tapi nilai produksinya sedikit di bawah Rajapaloh. Bagi saya tidak masalah berbeda jumlah, yang penting nilai ekonomi yang didapatkan dari industri ini merangkak naik.

Untuk selalu meningkat terobosan pemasaran hanyalah salah satu faktor. Faktor penting lainnya adalah riset dan pengembangan. Ini bisa diambil alih oleh pemerintah daerah yang intens mengikuti selera captive market-nya.

Promosi tidak cukup hanya mengenalkan produk demi produk. Tetapi sudah harus ber-story telling tentang faktor tersembunyi yang justru menjadi kekuatan dari keunikan produk. Sebagai contoh adalah cerita para perajin itu sendiri yang penuh suka cita.

Bercerita tentang penggunaan bahan yang eco friendly juga bisa jadi kunci menerobos pasar baru. Terutama di negara-negara yang mulai sadar akan produk berbahan ramah lingkungan. Tanaman Mendong misalnya yang selama ini menjadi gulma justru diberdayakan dan produk akhirnya berupa beragam barang yang siap menghias dan berfungsi di rumah-rumah pasar Eropa, Asia dan Amerika.

Yang bisa begini biasanya anak muda. Anda saya tantang untuk memberdayakan produk kriya Tasikmalaya. Meskipun hanya menjadi talent di TikTok, itu saja sudah berkontribusi. (*)

Salam Solidaritas

Imam Fatoni Effendi

Foto: Kemenprekraf, shopaudenandavery

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*