Mengenang 137 Tahun Masjid Agung Tasikmalaya

WWW.KANGHAJIIMAM.COM –  Masjid Agung Kota Tasikmalaya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Masjid ini dibangun tepatnya pada tahun 1886 di atas lahan seluas 6.000 meter persegi. Meski di kota tetangganya lebih dulu dibangun masjid besar pada 80 tahun sebelumnya, pembangunan masjid selesai dalam dua tahun (1886-1888). Sehinga secara resmi mulai digunakan untuk ibadah rutin dan aktivitas lainnya.

Adalah Raden Haji Abubakar yang menerima tongkat estafet pertama dalam pengelolaan Masjid Agung Tasikmalaya. Raden Haji Abubakar kala itu masih dikenal sebagai keturunan dari pemerintahan Sumedang Larang. Banyak aktivitas yang dilakukan di masjid kala itu.

Selama berdiri, Masjid Agung Tasikmalaya sudah mengalami beberapa kali pemugaran atau renovasi hingga pembangunan ulang. Renovasi masjid pertama kali terjadi pada tahun 1923 ketika masa kepemimpinan Bupati Raden Adipati Wiratanuningrat. Waktu itu, masjid mengalami perluasan sehingga nampak semakin megah. Pada tahun 1939, Masjid Agung Tasikmalaya kembali direnovasi untuk kedua kalinya. Renovasi ini berada dalam pengawasan Bupati RTA Wiradiputra. Renovasi yang ketiga kalinya dilakukan sekitar tahun 1970-an di masa kepemimpinan Bupati Husein Wangsaatmadja.

Pada 1977, akibat gempa bumi yang cukup dahsyat hingga membuat bangunan masjid retak, masjid ini harus kembali direnovasi. Namun karena kondisi masjid yang rusak parah dan tidak mungkin diperbaiki dengan cara tambal sulam, maka  pilihannya adalah merobohkan dan membangun kembali.

Sekitar tahun 1982 sampai 1987 renovasi kembali dilakukan. Renovasi saat itu adalah mengubah bentuk masjid, yang awalnya sangat mirip dengan Masjid Demak kemudian menjadi lebih mirip Masjid Nabawi di Madinah. Renovasi terakhir yang dilakukan terhadap Masjid Agung Tasikmalaya dilakukan pada tahun 2002 yang bentuknya dapat kita rasakan sampai hari ini.

Beberapa bagian masjid mengandung filosfi. Misalnya terlihat dari bagian atas bangunan Masjid Agung Kota. Terdapat lima buah bangunan berbentuk kerucut  yang mencerminkan lima perkara dalam rukun Islam. Selain itu, angka lima juga melambangkan kewajiban umat Islam untuk mendirikan salat lima waktu.

Lalu jumlah menara Masjid Agung Tasikmalaya ada empat buah yang memiliki makna empat ilmu, yakni ilmu bahasa arab, syariat, sejarah, dan filsafat. Sementara tiga bagian yang ada pada menara masjid mencerminkan tingkat kesempurnaan seorang muslim, yakni iman, Islam, dan ihsan.

Masjid Agung Tasikmalaya tidak hanya pusat melakukan aktivitas agama Islam. Namun juga saksi sejarah yang dapat kita pelajari setiap jengkalnya. Juga pusat pembelajaran arsitektur pun budaya. (*)

Foto: kompasiana

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*